Senin, 05 Desember 2011

MAKALAH MSI

MENUJU ISLAM YANG SANTUN

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu : Dr. A. H. Kahar Utsman M.Pd




Disusun Oleh :
Nama : M. ULIL ALBAB
Kelas : Tarbiyah PAI kel. D
NIM : 111152


Jurusan Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus
2011
BAB I
PENDAHULUAN


Islam adalah agama yang paling benar menurut Allah. Pada surat Ali Imron:19 “Sesungguhnya agama (yang benar) di sisi Allah adalah Islam.” Agama Islam berpedoman pada kitab suci yang tak pernah berubah dari keasliannya. Selain itu perkataan, perbuatan dan penetapan Nabi akhiruz zaman Nabi Muhammad SAW. Dua dasar hukum itulah yang digunakan umat islam sebagai pedoman hidup.
Dahulu pada waktu Nabi Muhammad masih hidup, semua persoalan – persoalan hidup kala itu dapat terjawab dengan lengkap.Akan tetapi, setelah Nabi wafat terjadi pergulatan yang heboh tentang pengganti beliau. Pada waktu itu, kaum Anshor menunjuk Sa’ad bin Ubadah. Tetapi, kaum Muhajirin menolak dengan berdalih bahwa kaum Muhajirin lebih dahulu masuk islam dan kaum Muhajirin juga telah menyertai rasulullah selama 13 tahun. Mereka mempertahankan Islam dari gangguan dan ancaman kaum kafir Quraisy. Maka terpilihlah Sayyidina Abu Bakar sebagai Kholifah.
Namun dimasa pemerintahan Kholifah tak berjalan dengan mulus, karena sang sumber hukum (Rasulullah) telah wafat. Puncaknya di masa jabatan Kholifah Ali bin abi tholib. Disitulah mulai muncul aliran – aliran yang menyimpang dari ajaran islam yang sebenarnya. Penyebabnya adalah peristiwa Tahkim ialah penyerahan kekuasaan Ali sebagai kholifah. Kubu yang membenarkan keputusan Ali menamakan dirinya sebagai kelompok Syiah. Kelompok yang menyalahkan bahkan mengkafirkan Ali adalah Khowarij. Sedangkan kelompok yang tidak memihak siapapun yaitu aliran Murji’ah.
Di zaman modern ini juga, terdapat sekte – sekte yang beragam. MerekaAda aliran yang radikal, aliran sufisme dan aliran yang melenceng dari islam. Tetapi mereka semua mengaku bersimbolkan islam.
Walaupun terjadi banyak perbedaan pandangan akan ideologi antar golongan, kita sebagai muslim yang baik, seyogyanya menyikapi dengan bijak. Jangan terlalu membangga – banggakan suatu golongan. Karena belum tentu golongan itu adalah golongan yang terbaik.



BAB II
RUMUSAN MASALAH

Dari pendahuluan di atas dapat kita ambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Adakah kesenjangan dalam Islam antara normatif dan historis?
2. Apa sebab perpecahan yang terjadi antar golongan dalam Islam?
3. Apa upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan keberagaman Islam yang santun?




BAB III
PEMBAHASAN

1. Kesenjangan dalam Islam antara normatif dan historis
Agama islam memiliki peraturan – peraturan/ norma yang tidak boleh dilanggar bagi tiap pengikutnya. Dengan menjadikan Alquran sebagai sumber hukum utama, dan Alhadits sebaga isumber hukum ke dua.
Tetapi, mengenai mengenai metode penafsiran dari tiap – tiap golongan berbeda – beda. Metode penafsiran itu terbagi menjadi dua. Pertama, Tafsir bil ma’tsur yaitu Alquran ditafsirkan dengan sesama ayat Alquran, Hadits nabi dan perkataan para sahabat. Kedua, Tafsir bi ar Ra’yi yakni Alquran ditafsirkan menggunakan akal pikiran (ijtihad) sendiri. Inilah yang menyebabkan dari tiap - tiap golongan dalam islam beragam.
Selainitu, penafsiran oleh para ahli tafsir berangkat dari keadaan dalam masyarakat. Ada yang bermula dari menjelaskan makna – makna yang objektif kemudian berpindah pada realitas dalam masyarakat. Ada juga yang berangkat dari realitas umat menuju pemahaman sesuai ajaran – ajaran mungkin dapat diperoleh dalam penafsiran Alquran.
Inilah penyebab Islam terbagi menjadi beberapa sekte.Nilai – nilai yang terkandung di dalam Alquran dan Hadits ditafsirkan dengan menggunakan metode dan keadaan yang berlainan.
Telah saya sebutkan di atas bahwa perpecahan antar umat islam itu terjadi setelah Rasulullah wafat. Kelompok – kelompok itu awal mulanya hanya terbagi menjadi 4 kelompok yaitu Muhajirin, Anshor, Umayyah dan cikal bakal Syi’ah.
Dalam sejarah, Khalifah Abu bakar (632-634M) berhasil menundukkan suku badui yang murtad yang tidak mau membayar zakat. Mereka beranggapan bahwa islam itu ada karena Rasulullah. Jadi, kalau Rasulullah telah tiada maka, islam telah mati. Di masa Khalifah Umar bin Khattab (634-644M), beliau mampu memperluas islam dengan mampu menundukkan Byzantium (wilayahSyiria, Palestina, Mesir) juga dapat menggulingkan Persia. Periode pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan (644-656M) terjadi pergolakan dalam masyarakat arab. Pasalnya, beliau mengangkat keluargaanya menjadi pejabat –pejabat yang penting di masa pemerintannya. Banyak dari keluarganya yang dijadikan gubernur. Salah satunya Umayah bin Abi Sufyan. Pada pemerintahan Khalifah Utsman tampak sekali keluarga bani umayah yang menguasainya. Akibatnya rakyat yang tidak puas atas kepemimpinannya kemudian membunuhnya dalam kerusuhan tanggal 17 Juni 656M. Sebagai pengganti khalifah Utsman, Khalifah Ali bin Abi Thalib dituntut keluarga bani Umayyah untuk membongkar pembunuhan Utsman. Karena tidak ditanggapi, puncaknya pada perang Shiffin yang dikomandani Muawiyah bin abi sufyan terjadi pertarungan yang dahsyat tetapi peperangan itu berakhir dengan peristiwa Tahkim. Yakni Ali meletakkan jabatan sebagai Khalifah. Atas dasar ini, muncullah ideologi – ideologi yang diakibatkan oleh masalah politik belaka.
Sebagai warga muslim yang baik, kita sebaiknya menyikapi perbedaan ini dengan bijak. Antara normatif ( Syariat islam) dan Historis ada saling keterkaitan. Karena sejarah bisa menggambarkan secara umum tentang syariat islam mulai dari zaman Rasulullah sampai zaman sekarang.
Inilah perlunya islam integatif maksudnya islam yang memadukan antara normatif dan historis.
2. Sebab perpecahan yang terjadi antar golongan Islam
Dari Muawiyah berkata Rasulullah SAW bersabda: “ Telah pecah umat yahudi menjadi 71 golongan dan telah pecah umat nasroni menjadi 72 golongan dan umatku akan pecah menjadi 73 golongan yang 72 golongan masuk neraka dan hanya satu yang masuk surga. Lalu para sahabat bertanya: Siapakah yang selamat itu ya Rasulullah? Nabi menjawab: Apa yang aku kerjakan hari ini dan para sahabatku.” ( H.R. Ibnu Majah ).
Hadits ini sangat jelas bahwa umat islam akan terpecah belah menjadi 73 golongan. Tetapi di dalam hadits ada kata – kata yang rancu yakni “Apa yang aku kerjakan hari ini dan para sahabatku” kata yang aku kerjakan hari ini menjadi polemik yang heboh. Karena pada hari dimana rasulullah hidup adalah masa yang dijadikan sumber hukum. Tapi bagaimana kita menyikapi permasalahan yang tidak terdapat di masa rasulullah?. Inilah timbulnya golongan – golongan itu.
Banyak yang menyatakan golongannya beraliran “ ahlussunnah waljama’ah” tapi dalam praktiknya nol besar. Kebanyakan dari golongan itu tidak sesuai yang telah diajarkan Rasulullah. Contohya adalah aliran Mu’tazilah yang berkata orang yang memiliki dosa dan pahala sama, maka besok ditempatkan diantara surga dan neraka. Mereka juga berpendapat Allah wajib memberi pahala dan dosa bagi hambanya. Lain lagi Murji’ah mereka berstatement bahwa tidak apa – apa melakukan maksiat asal masih punya iman kepada Allah dan juga berpendapat bahewa manusia tidak mempunyai kuasa apapun dalam bertindak. Golongan Qodariyah berpendapat manusia itu mempunyai kekuasaan mengatur hidupnya.
Itu salah satu contoh aliran yang melenceng di masa tabi’in. di zaman modern seperti ini, juga ada aliran yang sesat dari ajaran islam. Salah satunya JIL ( Jaringan Islam Liberal ) dengan pimpinan Ulil Absor Abdala. Dia pernah berkata “ Yang ada adalah hukum tuhan……….
Dengan demikian semua hukum benar…….”. apakah orang – orang JIL yang katanya beragama islam tidak pernah membaca ayat alquran?. Pada Q.S Almaidah: 50 “ Apakah hukum jahiliyyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang – orang yang yakin”. Juga pada Q.S. Alkafirun: 6 “ Untukmu agamaku dan untukku agamaku”. Apakah ajaran yang telah diajarkan Rasulullah seperti yang diungkapkan JIL. Yang jelas – jelas bertentangn dengan ayat alquran.
Perpecahan yang terjadi dalam islam disebabkan oleh penafsiran tentang ayat alquran dan alhadits yang berbeda – beda. Selain itu mereka jarang mengetahui asbabun nuzul dan asbabul wurudnya mereka memaknai agama sesuai pikiranyya sendiri.
3. Upaya menumbuhkan keberagaman Islam yang santun
Rasulullah bersabda: “ Perbedaan antara umatku adalah rahmat.” Telah kita ketahui bahwa islam terbagi menjadi beberapa sekte. Sebenarnya diantara mereka memiliki kesamaan – kesamaan diantaranya:
1) Mempunyai tuhan yang satu yaitu Allah SWT
2) Mempunyai kitab yang satu yaitu kitab suci Alquran
3) Mempunyai kiblat yang satu yaitu ka’bah
Mereka itu sebenarnya bagai satu kesatuan. Seyogyanya tidak perlu menganggap bahwa golonannya paling benar karena tidak akan habis – habisnya bila kita membahas itu. Diperlukan sikap toleran antar golongan.
Dengan adanya saling maenghargai antar golongan dalam umat islam, akan menjadikan Islam di mata dunia sebagai agama yang santun.









BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan permasalah yang telah kita kupas, dapat kita simpulkan sebagai berikut:
1. Nilai normatif dan historis itu saling berkaitan. Makanya diperlukan suatu keseimbangan dalam mempelajarinya.
2. Perpecahan dalam Islam disebabkan pikiran mereka yang berbeda – beda.
3. Untuk membangun islam yang santun diperlukan adanya saling menghargai di tiap – tiap perbedaan pendapat.

B. PENUTUP
Demikinlah makalah yang dapat kami buat, semoga bisa bermanfaat. Tiada gading yang tak retak. Maka dari itu saya mohon maaf sebesar – besarnya apabila terjadi banyak kesalahan. Kriti dan saran saya tunggu untuk perbaikan ke depan.








DAFTAR PUSTAKA

Ahmala Arifin,M.Ag.2011.Tafsir Pembebasan.Lingkar media: Yogyakarta

Anam Sutopo dkk.2001.Pengantar Islam Komprehensif.Fajar Pustaka Baru

H. Nur Hamim,Lc.Pg.D.2010.Sejarah kebudayaan islam untuk MA. Am-Inshofi: Solo

K.H. Muhammad Sya’roni Ahmadi.Faroidlussaniyyah

Parjono Wiro Putro.Membongkar Kesesatan Pemikiran JIL. Bina Insani Press

ziddu