Kamis, 12 April 2012

MELACAK AYAT-AYAT MUNASABAH AL-QUR’AN

Tugas Ulumul Qur'an

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu : Hj. Istianah M.Ag



Disusun Oleh :
Nama : MOH. ULIL ALBAB
Kelas : Tarbiyah PAI kel. D
NIM : 111152

Jurusan Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus
2012



BAB I
PENDAHULUAN

Alquran adalah wahyu dari Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW lewat perantara malaikat jibril. Sebagai sumber hukum utama dalam Islam, di dalamnya banyak terkandung ayat-ayat kauniyah tentang penciptaan alam semesta yang dahulu dianggap tabu oleh kaum quraisy makkah sekarang baru terbukti keakuratannya.
Selain sebagai prospek yang menunjang ilmu pengetahuan, kitab suci yang tak diragukan lagi keontetikannya juga sebagai pedoman hidup bagi setiap muslim. Tata krama terhadap sesama, tatanan mu'amalat, bahkan cara mengatur rumah tangga semuanya lengkap termaktub dalam kitab suci Alquran.
Untuk mengenal lebih jauh tentang Alquran perlu kita pelajari ilmu-ilmu yang terkait dengan Alquran. Ulumul Quran adalah satu disiplin ilmu yang membahas semua aspek yang berhubungan dengan Alquran. Mulai dari proses turunnya alquran, ilmu tafsir, cara membaca alquran dengan fasih, ragam bacaan dalam Alquran hingga kemukjizatan yang terkandung dalamnya dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dalam Alquran antara suatu surat dengan surat lainnya, suatu ayat dengan ayat lainnya kadang ada kesingkronan dalam masalah yang terkait. Maka, untuk mengetahui suatu kajian masalah dalam Alquran harus diidentifikasi secara mendetail supaya tidak terjadi kerancuan penafsiran. Dalam kasus ini, Ulumul Quran dengan cabangnya yang dinamakan Ilmu Munasabatul Quran. Ilmu munasabah ialah suatu kajian ulumul quran yang membahas korelasi-korelasi yang terdapat dalam Alquran sehingga dapat menjadikan hikmah tersendiri bagi orang yang mempelajarinya.
Di dalam ilmu-ilmu Al-Qur’an ada satu pembahasan tentang munasabah Al-Qur’an. Timbulnya ilmu munasabah ini tampaknya bertolak dari fakta sejarah bahwa susunan ayat dan tertib.
Untuk lebih jelasnya tentang keterkaitan-keterkaitan antar ayat dan surat dalam Alquran akan kita kaji bersama-sama.







BAB II
RUMUSAN MASALAH

Dari pendahuluan yang ada di atas dapat kita tarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian Ilmu Munasabah?
2. Ada berapa macam-macam Ilmu Munasabah?
3. Apa manfaat mempelajari Ilmu munasabah dan bagaimana pendapat para ulama'?



BAB III
PEMBAHASAN
A). Pengertian Ilmu Munasabah
Menurut Imam al-Zarkasyi kata munâsabah menurut bahasa adalah mendekati (muqârabah), seperti dalam contoh kalimat : fulan yunasibu fulan (fulan mendekati/menyerupai fulan). Kata nasib adalah kerabat dekat, seperti dua saudara, saudara sepupu, dan semacamnya. Jika keduanya munâsabah dalam pengertian saling terkait, maka namanya kerabat (qarabah). Imam Zarkasyi sendiri memaknai munâsabah sebagai ilmu yang mengaitkan pada bagian-bagian permulaan ayat dan akhirnya, mengaitkan lafadz umum dan lafadz khusus, atau hubungan antar ayat yang terkait dengan sebab akibat, ‘illat dan ma’lul, kemiripan ayat, pertentangan (ta’arudh) dan sebagainya. Lebih lanjut dia mengatakan, bahwa keguanaan ilmu ini adalah “menjadikan bagian-bagian kalam saling berkait sehingga penyusunannya menjadi seperti bangunan yang kokoh yang bagian-bagiannya tersusun harmonis”
Manna’ al-Qattan dalam kitabnya Mabahits fi Ulum al-Qur’an, munâsabah menurut bahasa disamping berarti muqarabah juga musyakalah (keserupaan). Sedang menurut istilah ulum al-Qur’an berarti pengetahuan tentang berbagai hubungan di dalam al-Qur’an, yang meliputi : Pertama, hubungan satu surat dengan surat yang lain; kedua, hubungan antara nama surat dengan isi atau tujuan surat; ketiga, hubungan antara fawatih al-suwar dengan isi surat; keempat, hubungan antara ayat pertama dengan ayat terakhir dalam satu surat; kelima, hubungan satu ayat dengan ayat yang lain; keenam, hubungan kalimat satu dengan kalimat yang lain dalam satu ayat; ketujuh, hubungan antara fashilah dengan isi ayat; dan kedelapan, hubungan antara penutup surat dengan awal surat.
Secara mudah ilmu munasabah ialah ilmu yang membahas penyesuaian atau hubungan antara satu ayat dengan ayat lain, baik yang ada di depannya atau di belakangnya.

B). Macam-macam Ilmu Munasabah

Berdasarkan hubungan maknanya dalam Munasabah Antar Surat, maka terbagi menjadi 2 macam: Munasabah antar surat dan Munasabah antar ayat.
1). Munasabah Antar Surat
Munasabah antar surat maksudnya ialah hubungan makna inti dari suatu surat dengan surat sesudahnya atau sebelumnya.
Pembahasan munasabah antar surat dimulai dengan memposisikan Alfatihah sebagai Ummul Kitab. Sehingga surat Alfatihah ialah sebuah rangkuman yang menggambarkan seluruh isi Alquran. Surat Alfatihah dijadikan induk Alquran karena di dalamnya terkandung masalah tauhid, peringatan, hukum-hukum yang masih umum. Penjelasan secara sempurna berkembang pada surat-surat selanjutnya.
Munasabah antar surat terbagi menjadi 4 pembahasan:
a) Munasabah Antar Nama Surat.
Munasabah antar nama surat biasanya yakni antara nama surat-surat dengan nama surat sesudahnya atau sebelumnya, terdapat hubungan arti.
Sebagai contoh, yaitu urutan surat Muhammad atau al-Qital (47), artinya perang, dan al-Fath (48), artinya kemenangan, dan al-Hujurat (49), artinya kamar-kamar / pembagian tugas. Dalam hubungan ini atau munasabahnya, yaitu biasanya sesudah perang, terjadi kemenangan, dan setelahnya kemenangan disusul oleh tugas pembangunan yang memerlukan pembagian tugas.
Selain itu dalam 3 surat berturut-turut terjadi kolerasi yang saling menerangkan. Yakni pada surat Al jumu’ah (62), Al munafiqun (63) dan At taghabun (64). Dalam 3 surat tersebut menjelaskan bahwa muslimin yang sengaja meninggalkan Sholat jumuah tiga kali berturut-turut tanpa ada udzur syar’i termasuk orang munafiq. Isi jiwanya yang tersembunyi akan dinampakkan pada hari kiamat.
b) Munasabah Antara Awal Surat Dengan Akhir Surat.
Maksudnya ialah isi awal surat berkaitan dengan apa yang disebutkan dalam akhir surat itu. Sebagai contoh, surat al-Baqarah dimulai dengan masalah kitab suci al-Qur’an sebagai petunjuk bagi orang-orang yang beriman dan mereka beriman pula terhadap kitab-kitab suci terdahulu. Sementara pada bagian akhir, surat ini menyebutkan pula tentang keimanan Rasulullah beserta kaum mukminin terhadap kitab-kitab suci terdahulu yang diturunkan kepada para Nabi.
c) Munasabah Antara Akhir Surat Dengan Awal Surat Berikutnya.
Maksudnya adalah, bagian akhir suatu surat berhubungan dengan bagian awal surat berikutnya. Sebagai contoh, bagian akhir surat al-Fatihah menerangkan tentang do’a orang-orang yang beriman, agar Allah SWT melimpahkan hidayah kepada mereka. Hidayah terebut berupa jalan yang lurus. Akhir Surat tersebut ber-munasabah dengan awal surat al-Baqarah, yaitu inilah kitab al-Qur’an yang tidak ada keraguan sama sekali apa yang terdapat didalamnya dan ia sekaligus merupakan hidayah bagi orang yang bertaqwa.

d) Munasabah Antar Surat Secara Umum Dengan Surat Berikutnya.
Sebagai contoh, kesesuaian antara surat al-Fatihah dan surat al-Baqarah. Surat al-Fatihah meliputi pokok-pokok ajaran, sedangkan perinciannya terdapat dalam surat al-Baqarah (dan surat-surat sesudahnya).
Selain itu pada Surat Ibrahim dan Surat Al-Hijr. Keduanya sama-sama dimulai alif lam ro’ dan keduanya menerangkan sifat Alquran dalam surat Ibrahim menerangkan al-Qur’an menunjukkan manusia ke jalan yang benar sedangkan al-Hijr menjelaskan Allah menjaga kitab al-Qur’an. Keduanya juga menceritakan kisah-kisah Nabi terdahulu dan orang-orang yang ingkar. Juga menerangkan keadaan orang kafir di hari kiamat yang menyesal tidak mau beriman waktu di dunia.
2). Munasabah Antar Ayat
Munasabah antar ayat maksudnya korelasi antar ayat satu dengan lainnya sehingga membentuk suatu narasi yang sangat menarik untuk dikaji bersama-sama.
Munasabah antar ayat ada dua macam pembahasan yang pertama hubungan antar ayat secara berurutan. Yang kedua hubungan antara ayat awal dengan ayat yang akhir.
Contoh dari munasabah antara ayat secara berurutan terjadi pada surat al-Qiyamah ayat 1-3
لَا أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ
:وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ
:أَيَحْسَبُ الْإِنسَانُ أَلَّن نَجْمَعَ عِظَامَهُ
Dalam surat tersebut, ayat pertama menerangakan tentang sumpah Allah terhadap datangnya hari kiamat. Ayat kedua menjelaskan bahwa di hari kiamat semua orang-orang menyesal atas perbuatan yang telah dilakukan di dunia. Orang yang berbuat baik menyesal kenapa dia tiada bertindak yang lebih baik lagi, adapun orang yang jahat menyesal atas tindakannya.
Bahkan, mereka memohon andaikata Allah mengijinkan mereka kembali lagi hidup mereka akan bertindak baik. Namun semuanya itu hanya angan-angan belaka. Ayat ketiga menkabarkan bahwa pada hari kiamat Allah menghidupkan tulang-tulang yang telah tercerai-berai kembali menghadap pada-Nya untuk menanggung jawabkan apa yang telah ia lakukan.
Munasabah ayat yang ada di atas ialah Allah menjelaskan tentang situasi dan kondisi pada besok hari kiamat supaya orang-orang yang mendengarnya akan beriman kepada-Nya dan orang-orang kafir supaya mengimani apa yang telah disampaikan nabi Muhammad SAW.
Terkadang juga munasabah ayat berurutan juga menyesuaikan keadaan lawan bicara. Misal pada surat al-Ghasyiyyah ayat 17-20
أَفَلَا يَنظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ
وَإِلَى السَّمَاء كَيْفَ رُفِعَتْ
وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ
Ketiga ayat tersebut menjelaskan tentang penggabungan antara onta, langit dan gunung-gunung. Objek pembicaraan tersebut terjadi di kawasan padang pasir.
Dimana keadaan mereka bergantung pada air sebagai sumber kehidupan. Maka mereka disuruh memikirkan bagaimana Allah menurunkan hujan dari langit.
Onta adalah tunggangan mereka sehari-hari masyarakat quraisy sangat terbantu dengan adanay hewan tersebut. Onta dalah hewan yang sangat sabar ia bisa bertahan satu kali minum hingga 10 hari atau lebih. Bahkan ia mau makan apa saja sekalipun itu duri. Makanya mereka disuruh berfikir tentang bagaimana penciptaannya.
Sedangkan gunung-gunung adalah tempat berlindung yang sangat nyaman dan aman bagi mereka. Karena kebanyakan dari mereka adalah nomaden (hidup berpindah-pindah). Sehingga tempat singgah itu adalah di dalam gunung-gunung.
Ketiga ayat tersebut bertujuan untuk mempersatukan mereka dan tidak lepas dalam benak mereka sendiri.
Munasabah antar ayat yang menunjukkan adanya hubungan antara ayat awal dengan ayat yang akhir contohnya terdapat pada surat Shad ayat 1:
ص وَالْقُرْآنِ ذِي الذِّكْرِ
dan pada surat Shad ayat 87:
:إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعَالَمِينَ
Surat Shad ayat pertama menjelaskan bahwa Al-Qur'an yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muahammad lewat perantara Malaikat Jibril adalah sebagai peringatan. Ayat bagian akhir yakni pada ayat 87 Allah menambahkan Al-Qur'an sebagai peringatan bagi alam semesta.
Kolerasi antar keduanya yakni sama-sama membahas Al-Qur'an.
C). Manfaat mempelajari Ilmu munasabah dan pendapat para ulama'
Al-Qur'an yang ada sekarang ini tidak disusun secara kronologis maupun tematik layaknya buku-buku lainnya. Bagi orang-orang yang membaca biasanya secara linear akan membosankan. Karena ayat-ayat dalam al-Qur'an saling berkaitan satu sama lain.
Faidah mempelajari ilmu munasabah adalah:
1. Dapat membantu memahami ta’wil ayat.
2. Dapat mengetahui makna-makna Al-Qur’an, I’jaznya, menetapkan penjelasan, keteraturan kalamnya serta keindahan uslubnya.
3. Dapat mengetahui kedudukan suatu ayat yang terkadang sebagai penguat ayat sebelumnya, atau keterangan, atau tafsir, atau selingan.
4. Dapat mengetahui kondisi dan situasi yang merupakan latar belakang adanya suatu peristiwa.
5. Dapat mengetahui adanya hubungan antara ayat-ayat akhir dan ayat-ayat awal suatu surat ataupun sebaliknya.
Ulama’ berselisih pendapat tentang penentuan munasabah suatu surat atau ayat. Hal ini dipengaruhi oleh penggunaan metode para ulama’ dalam menafsirkan al-Qur’an. Ada yang menggunakan metode tafsir bil ma’tsur yakni penafsiran para ulama’ berdasarkan riwayat-riwayat para sahabat dan tabi’in (tekstual). Dan ada juga yang menggunakan metode tafsir bil aqli yaitu penafsiran ulama’ berdasarkan pemikiran para ulama’ (rasio).
Pada awalnya sahabat-sahabat besar senantiasa berpegang teguh pada al-Qur'an dan as-Sunnah dan qiyas dilakukan apabila terpaksa. Kemudian pada zaman tabi'in mereka banyak berubah seiring berkembangnya zaman. Sebagian mereka ada yang tetap memegang teguh al-Qur'an dan as-Sunnah selain dari keduanya mereka tidak mau menerima. Dan sebagian yang lain ada yang berpendapat bahwa syari'at Islam dapat dipahami isinya. Dan untuk mengetahuinya dengan menggunakan akal atau logika.

Berikut adalah pandangan para ulama’ mengenai hukum menentukan munasabah:
1.) Munasabah itu sangat perlu karena banyak dari ayat-ayat yang berkaitan.
Pendapat ini dipelopori oleh Al-Imam Abu Bakar an-Naisabury pada abad ke IV. Imam Jalaluddin As-Suyuthi menerangkan bahwa “Ilmu munasabah merupakan ilmu yang mulia. Sedikit dari mufasir menaruh perkembangannya dalam ilmu tersebut. Hal ini karena, halusnya ilmu tersebut.” Ibnu Al-Araby dalam kitabnya Sirojul Munir “Hubungan ayat-ayat Qur’an satu sama lain seperti kata yang satu tersusun rapi maknanya dan teratur bentuk katanya. Tidak bisa menemukannya kecuali orang yang telah mengurai hubungan tersebut dalam surat Al-baqarah.”
2.) Munasabah tidak perlu.
Pendapat ini disampaikan Asy-Syaikh ‘Izzuddin Abdul Salim. “Munasabah adalah ilmu yang bagus, tetapi dalam keindahan hubungan bahasa perkataan itu digambarkan ada masalah yang menyatu dari bagian awal berkaitan dengan akhirnya. Jika berlainan maka tidak dihubungkan. Barang siapa yang menghubung-hubungkannya. Ia termasuk orang yang memaksakan sesuatu yang sebenarnya tidak mampu menghubungkannya.”
Terlepas boleh tidaknya memelajari Ilmu Munasabah, ilmu ini sangat diperlukan dalam proses penafsiran al-Qur'an. Ilmu ini seharusnya dimanfaatkan dengan baik oleh para pengkaji tafsir. Kalau tidak ada hubungan yang pas antar suatu ayat atau surat jangan dipaksakan tentang adanya munasabah.
Pendapat Ulama' tentang jumlah munasabah ada banyak namun bisa dirangkum menjadi satu seperti ini, Macam-macam munasabah adalah :
1. Munasabah antara surah dengan surah
2. Munasabah antara satu kalimat dengan kalimat lain dalam satu ayat
3. Munasabah antara satu ayat lain dalam satu surah
4. Munasabah antara awal uraian surah dengan akhir uraian surah
5. Munasabah antara penutup suatu surah dengan awal surah berikutnya
6. Munasabah antara penutup ayat dengan isi ayat itu sendiri
7. Munasabah antar ayat tentang satu tema
8. Munasabah antara nama surah dengan kandungan isinya






BAB IV
PENUTUP

A) KESIMPULAN
Dari pembahasan permasalah yang telah kita kupas, dapat kita simpulkan sebagai berikut:
1. Ilmu munasabah ialah ilmu yang membahas penyesuaian atau hubungan antara satu ayat dengan ayat lain, baik yang ada di depannya atau di belakangnya.
2. Ilmu Munasabah terbagi menjadi dua macam pembahasan yakni Munasabah antar surat dan Munasabah antar ayat.
3. Diantara manfaat mempelajari Ilmu munasabah yakni dapat mengetahui makna-makna Al-Qur’an, I’jaznya, menetapkan penjelasan, keteraturan kalamnya serta keindahan uslubnya.
4. Ulama' berselisih pendapat mengenai hukum mempelajari Ilmu Munasabah ada yang berpendapat Munasabah itu sangat perlu karena banyak dari ayat-ayat yang berkaitan. Pendapat ini dipelopori oleh Al-Imam Abu Bakar an-Naisabury pada abad ke IV. Dan ada yang berpendapat mempelajari ilmu munasabah tidak perlu. Pendapat ini disampaikan Asy-Syaikh ‘Izzuddin Abdul Salim.

B) PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat saya buat, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Tiada gading yang tak retak. Maka dari itu saya mohon maaf sebesar – besarnya apabila terjadi banyak kesalahan. Kritik dan saran saya tunggu untuk perbaikan ke depan.











DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama, Al-Qur'an dan terjemahnya, CV. Thoha Putra: Semarang, 1989

Farid esack, Samudera Al-Qur'an, Diva Press: Yogyakarta, 2002

Imam Showi almaliki, Tafsir as-Showi Nasyiyah Tafsir Jalalain, Thoha Putra: Semarang

Muchotob hamzah, Studi Alquran Komprehensif, Yogyakarta: Graha media, 2003

Suhadi, Ulumul Quran, Kudus: Nora Media Enterprise, 2011

Syaikh Manna' al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Tafsir, Pustaka al Kautsar: Jakarta, 2006

Zen Amiruddin, Ushul Fiqih, Teras: Yogyakarta, 2009

Selasa, 14 Februari 2012

MAKALAH PENDIDIKAN PRULAL

MAKALAH
MEREDAM AKSI RADIKAL
DENGAN PENDIDIKAN PRULAL



Disusun oleh:
M. ULIL ALBAB
NIM : 111152


Jurusan Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus
2011







BAB I
PENDAHULUAN

Telah kita ketahui bersama bahwa akhir-akhir ini di negara Timur Tengah sedang terjadi konflik yang berkecamuk dalam sistim pemerintahannya. Seorang pimpinan negara memerintah secara otoriter dan anti kritik oleh rakyatnya. Apabila ada suatu kelompok yang menentang pemerintahan yang berkuasa maka mereka harus berurusan dengan anggota militer negara. Tak ayal, inilah yang membuat gerah rakyat yang sejatinya menginginkan kedamaian dalam negara mereka. Mereka bergerombol menentang kebijakan-kebijakan pemerintah serta bersatu melawan ketidakadilan yang telah berlangsung lama.
Di negara Mesir, Presiden Hosni Said Mubarak yang dahulu dipuja-puja rakyatnya selama kurang lebih tiga dekade diturunkan rakyatnya dari penguasa pemerintahan secara tidak terhormat. Bahkan lebih parah lagi terjadi di Libya Presiden Muammar Qaddafi yang berkuasa di negeri hijau itu tewas terbunuh oleh tangan rakyatnya sendiri.
Kejadian itu tidak hanya terjadi di negara Timur Tengah saja. Di Indonesia juga pernah terjadi ketidakpuasan terhadap pemerintahan. Ini terjadi di era orde baru pimpinan Presiden Soeharto, puncaknya demo besar-besaran di gedung DPR tahun 1988.
Semua tindakan radikal yang tak terkendali dikarenakan ketidakpuasan seseorang atas sesuatu yang diinginkan. Tidak hanya dalam tatanan negara dan masyarakat yang terkena dampaknya dunia pendidikan yang notabene membentuk kepribadian yang baik justru rawan akan tindak radikalisme.
Kekerasan di dunia pendidikan banyak terjadi di kota-kota besar kebanyakan disebabkan kurangnya pendidikan akhlak. Sungguh ironi, sekolah-sekolah bertitel papan atas yang sangat digandrungi masyarakat hanya mementingkan kualitas intelektual anak didik serta mengenyampingkan nilai sosial masyarakat dan spiritual.
Sebagai contoh kekerasan dalam pendidikan terjadi di Jambi. Nasib sial harus diterima Sinta Siti Walilah (11) binti Tarian. Kedua daun telinga pelajar kelas 5 SDN 118/VII Desa Batu Putih, Kecamatan Pelawan, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, ini harus menerima jeweran 390 kali dari teman-temannya. Peristiwanya terjadi hari Jumat (23/4/2010) sekitar pukul 08.00. Saat itu Sinta datang terlambat. Diduga ada teman-teman Sinta yang memanas-manasi agar dia dihukum. Gurunya Mawardi kemudian memberikan hukuman kepada korban. Dia mengaku bahwa itulah hukuman buat anak yang sering terlambat semacam Sinta. Apakah ini sistem pendidikan yang seyogyanya tercipta?.1
Maka, belakangan ini sedang digemborkan yang namanya pendidikan berkarakter. Yakni pendidikan yang mencakup tiga nilai diatas. Terlebih lagi pendidikan bercorak prulal yang ditekankan adanya saling menghormati dan mengasihi sehingga tak terjadi kekrasan dalam proses belajar mengajar. Untuk lebih jelasnya akan kita kaji bersama-sama.


BAB II
RUMUSAN MASALAH

1.Apa macam-macam bentuk radikalisme dalam dunia pendidikan?
2.Dengan cara apakah kita dapat mencegah adanya tindak radikal dalam dunia pendidikan?
3.Apakah penting pendidikan prulal?

















BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT

A). Tujuan penulisan
Dari rumusan masalah yang ada, dapat saya ambil tujuan yang kita kehendaki antara lain:
Mengetahui macam-macam bentuk radikalisme dalam dunia pendidikan
Mengetahui cara mencegah adanya tindak radikal dalam dunia pendidikan
Mengetahui pentingnya pendidikan prulal

B). Manfaat penulisan
Dari tujuan penulisan yang ada, manfaat yang akan kita dapatkan yakni:

* Manfaat teoritis
Mampu mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pendidikan
Dapat mengurangi tindak radikal dalam pendidikan
Menciptakan pendidikan yang damai

* Manfaat praktis
Menciptakan kondisi masyarakat yang aman, tentram dan sejahtera
Menghindari tindak anarkisme yang sering terjadi di masyarakat













BAB IV
TELAAH PUSTAKA

Radikalisme ialah suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian, penjebolan terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke akarnya bila perlu menggunakan cara-cara kekerasan. menginginkan adanya perubahan total terhadap suatu kondisi atau semua aspek kehidupan masyarakat.
Pendidikan adalah proses belajar mengajar antara pendidik terhadap anak didik dimana seorang guru memberikan ilmu kepada murid-muridnya.
Prulalisme yakni sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain.
Pluralitas (kemajemukan) manusia adalah kenyataan yang telah menjadi kehendak Tuhan. Jika dalam kitab suci disebutkan bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar mereka saling mengenal dan menghargai. Maka prulalitas ini meningkat menjadi prulalisme, yaitu suatu sistem nilai yang memandang secara positif-optimis terhadap kemajemukan itu sendiri, dengan menerimanya sebagai kenyataan dan berbuat sebaik mungkin berdasarkan kenyataan itu. Dalam kitab suci juga disebutkan bahwa perbedaan antara manusia dalam bahasa dan warna kulit harus diterima sebagai kenyataan yang positif, yang merupakan salah satu tanda kebesaran Allah.2
Maksud saya mengangkat judul diatas karena saya prihatin akan lemahnya perhatian para pendidik atas moral siswa yang banyak menyimpang terhadap norma yang berlaku. Selain itu juga, kadang pendidik bertindak tak seperti layaknya yang ia sandang yaitu sebagai guru yang digugu dan ditiru. Untuk itulah mari kita kaji bersama-sama.









BAB V
PEMBAHASAN

1. Macam-macam bentuk radikalisme dalam pendidikan

Radikalisme adalah suatu tindakan yang dapat merusak apa saja dan siapa saja yang menghalang-halangi. Karena tidak sesuai terhadap apa yang diimpikan dan dikehendaki.
Kadang kala bentuk radikal ini juga diperlukan untuk perubahan yang lebih baik. Tetapi, sering terjadi aksi radikal (baca: kekerasan) memberi dampak yang buruk karena tidak ada kontrol.
Radikalisme sering diartikan dengan tindakan brutal tak terkendali. Akhir-akhir ini perilaku itu diidentikkan dengan agama kita. Tidak menafikan hal tersebut, berkaca dengan terorisme yang lagi maraknya beredar mereka semua menggunakan panji-panji Islam sebagai lambangnya. Seolah-olah menyatakan bahwa agama Islam adalah agama teroris.
Mereka menggunakan dalil Alquran surat at-taubah:73 yang artinya “ Wahai nabi, berjihadlah (melawan) orang kafir dan orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraja jahannam. Dan itulah tempat kembali seburuk-buruknya”.(Q.S. At Taubah: 73).
Mereka perlu meninjau ulang bila menggunakan dalil tersebut. Pasalnya, ayat tersebut ditujukan kepada sahabat supaya tidak sungkan-sungkan melawan dengan sekuat tenaga terhadap kaum Kafir Quraisy yang selalu menggangu umat Islam yang sering disebut dengan Kafir Harby. Mengaitkan dengan kondisi yang ada sekarang, tak pantaslah kita menganggap semua non muslim itu musuh kita. Apabila mereka menabuh genderang perang terlebih dahulu, maka kita harus mempertahankan keimanan kita.
Apakah mereka pernah membaca surat Ali Imron: 159 yang berbunyi berikut “ Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itulah maafkan mereka, mohonkan ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dengan urusan itu.” (Q.S. Ali Imron: 159). Ayat di atas menjelaskan Rasulullah berdakwah secara lemah lembut karena kalau berdakwah dengan cara keras maka bisa dipastikan tidak ada yantg mau mengikuti beliau.


Ingatlah, bahwa Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW adalah Islam Rahmatan lil Alamin bukan Rahmatan lil Muslimin. Artinya kasih sayang terhadap alam yakni terhadap tumbuhan, hewan termasuk orang kafir.
Radikalisme ditinjau dari psikologi melihat perbuatan radikal disebabkan wujud dari keadaan frustasi yang tinggi, rendahnya toleransi dari masyarakat, rendahnya tingkat identifikasi hukum yang jelas, tidak ada tujuan hidup yang jelas, berkembangya egosentrisme.3
Dalam pendidikan, radikalisme atau sering disebut kekerasan menjadi buah bibir belakangan ini. Pasalnya, pendidikan sebagai ujung tombak generasi penerus bangsa sering ditemukan kerusuhan di semua elemen. Tidak hanya terjadi antara individu dengan individu lain tetapi juga tawuran antar kelompok bahkan kadang melibatkan seorang guru.
Bentuk radikalisme dalam pendidikan ada beragam diantaranya:4
Tingkat ringan berupa potensi kekerasan (violence as potential) seperti pelecehan martabat, tekanan psikisdan ancaman.
Tingkat sedang berupa kekerasan dalam pendidikan itu sendiri (violence in education) yakni kekerasan yang diakibatkan setelah kekerasan pertama. Seperti kekerasan terkait dengan kontak fisik ringan.
Tingkat berat adalah kekerasan yang tidak bisa ditolelir lagi. Kekerasan ini ditangani langsung oleh pihak berwajib. Kekerasan ini disebut tindak kriminal (criminal action).
Dari ketiga bentuk kekerasan diatas ternyata timbul adanya sebuah keterkaitan. Ini berarti bahwa bentuk kekerasan bermula dari tingkatan paling rendah.
Lalu, bila tindakan radikalisme ini dibiarkan berkembang apa jadinya negara ini kedepan?

2.Cara mencegah adanya tindak radikal dalam dunia pendidikan

Munculnya paham radikalisme dalam agama Islam setidaknya ada tiga faktor penyebab: Pertama, fanatisme terhadap kelompok. Fanatime akan suatu golongan itu boleh asal tidak belebihan. Ini memicu pertengkaran karena berpendapat orang yang tidak dalam golongannya salah bahkan ada yang menganggap orang itu kafir dan halal darah serta hartanya. Kedua, kesalah pahaman akan suatu masalah akibat terjadi perbedaan. Sehingga perbedaan merupakan sekat yang tak bisa di buka. Ini menimbulkan tidak ada toleran satu dengan lain. Berbicara dengan lain golongan pun risih. Ketiga, pengertian jihad yang salah. Banyak orang yang menganggap jihad yakni memerangi orang Kafir dengan senjata. Presepsi itu memang tidak sepenuhnya salah, akan tetapi definisi jihad tidak hanya itu. Jihad bisa berarti mengorbankan tenaga, pikiran serta ilmu di jalan yang diridloi Allah.5
Kekerasan yang terjadi dalam pendidikan ada beberapa sebab yang memicunya antara lain:
Adanya pelanggaran yang disertai dengan hukuman.
Buruknya sistem kebijakan yang berlaku.
Pergeseran nilai-nilai sosial akibat budaya barat yang masuk.
Setelah mengetahui macam-macam serta penyebab tindak kekarasan, solusi yang bisa kita lakukan untuk meminimalisirnya yakni:
Penegakan hukum
Salah satu pengendali kekerasan yakni peran pemerintah menangani hal tersebut. Karena mereka sebagai pengatur roda pemerintahan yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Para pengadil hukum harus memutuskan dengan seadil-adilnya tanpa pandang bulu. Siapapun yang bersalah sekalipun pimpinan negara wajib dihukum sebagaimana yang berlaku.
Sistem pendidikan
Retorika yang terjadi saat ini bahwa kekerasan dalam pandidikan dikarenakan kurangnya pendidikan tentang akhlaq. Seharusnya di setiap sekolah memasukkan pelajaran khusus tentang akhlaq pada kurikulumnya. Setidaknya guru bisa mengajarkan apa itu sopan santun, tanggung jawab dan lain-lain disertai dengan praktik. Kalau dilakukan saya yakin bisa mengurangi tindak kekerasan dan guru lebih mudah mengontrol anak didiknya.
Nilai agama
Salah satu penentu adanya rem tindak radikal dengan penanaman norma agama. Sebagai umat beragama kita harus menaati apa yang ada dalam aturan agama. Penerapan nilai ini selain dibutuhkan tokoh agama juga kesadaran diri sendiri.

Peran guru dan orang tua6
Peran sangat sakral adalah pada guru dan orang tua karena perilaku merekalah yang di contoh oleh siswa. Guru dan orang tua harus bahu membahu dan berkerjasama membentuk karakter siswa. Mereka yang seharusnya memberikan contoh terlebih dahulu bagaimana berperilaku positif hidup bersama orang lain.

3.Pentingnya pendidikan prulal

Radikal tak ubahnya seperti parasit yang mengganggu tanaman. Perlu adanya ketelatenan dalam menanganinya. Kuncinya adalah tidak mudah putus asa. Untuk menjadikan tanaman terbaik perlu adanya rasa cinta dalam merawatnya. Begtu juga menanggapi kekerasan yang ada kekerasan tidak akan musnah oleh kekerasan tandingan tetapi kekerasan akan luluh apabila kita mengatasinya dengan kasih sayang.
Penyebab kekerasan salah satunya ialah dampak dari modernisasi. Modernisasi berhasil memudahkan kehidupan manusia tapi tidak membawa manusia dan keluarga serta masyarakat pada “kebahagiaan hidup” spiritual, malah membawa manusia pada kekacauan dan kegalauan.radikal berawal dari pemikiran yang tidak mau mengakui kebenaran pemikiran kelompok lain. Egosentris pun bermain, yang benar hanya mereka saja. Kebenaran agama hanya untuk orang kuno dan ketinggalan zaman.
Farid Esack menunjukkan secara tegas dalam Alquran tentang adanya prulalitas dan keanekaragaman agama. '' Sungguh, orang-orang yang beriman, yahudi, shabi'in, nasrani, dan siapa saja diantara mereka yang beriman kepada Allah, hari akhir, dan berbuat kebaikan, mereka akan mendapatkan balasan dari sisi Tuhan mereka tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka akan bersedih hati”.
( QS. Albaqarah: 62 ).7
Ayat tersebut menyatakan adanya keselamatan yang dijanjikan Allah bagi orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, serta melakukan kebaikan tanpa memandang agama seseorang.
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain dalam menghadapi segala sesuatu. Mengadakan interaksi sosial antara individu, baik dalam konteks pribadi atau bangsa.
Kenapa kita diperintah untuk saling mengenal dan berbuat baik sama orang lain, meskipun berbeda agama, suku dan kulit dan dilarang untuk memperolok-olok satu sama lain? Jawabannya adalah bahwa hanya Allah yang tahu dan dapat menjelaskan, di hari akhir nanti, mengapa manusia berbeda satu dari yang lain, dan mengapa jalan manusia berbeda-beda dalam beragama: “Untuk masing-masing dari kamu (umat manusia) telah kami tetapkan Hukum (Syari’ah) dan jalan hidup (minhaj). Jika Tuhan menghendaki, maka tentulah ia jadikan kamu sekalian umat yang tunggal (monolitk). Namun Ia jadikan kamu sekalian berkenaan dengan hal-hal yang telah dikarunia-Nya kepada kamu. Maka berlombalah kamu sekalian untuk berbagai kebajikan. Kepada Allah-lah tempat kalian semua kembali; maka Ia akan menjelaskan kepadamu sekalian tentang perkara yang pernah kamu perselisihkan” (Q.S. Al Maaidah: 48).
Pendidikan dengan sistem prulalisme ialah pengaplikasian sikap saling menghormati dan mengasihi satu sama lain. Mengutip kata dari Bapak Kisbiyanto, S.Ag M.Pd bahwa pendidikan bukan semata Transfer of Knowledge tapi juga Transfer of Love dengan terciptanya dua aspek tersebut akan menjadikan pendidikan lebih baik.
Pendidikan prulal dapat mengatasi tindak kekerasan atau radikal yantg terjadi. Penerapan proses tersebut dibutuhkan peran andil dari semua pihak. Semoga tindak Radikal yang ada dapat diredam supaya kita semua dapat hidup dengan damai. Aamiin
















BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan permasalah yang telah kita kupas, dapat kita simpulkan sebagai berikut:
1. Radikalisme ialah suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian, penjebolan terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke akarnya bila perlu menggunakan cara-cara kekerasan. menginginkan adanya perubahan total terhadap suatu kondisi atau semua aspek kehidupan masyarakat.
2. Bentuk radikalisme dalam pendidikan ada 3 tingkatan pertama potensi kekerasan, kedua kekerasan itu sendiri ketiga tindak kriminal.
3. Solusi mengatasi tindak radikal dalam pendidikan yakni dengan penegakan hukum, perbaikan sistem pendidikan, penanaman nilai agama serta peran guru dan orang tua.
4. Pendidikan dengan sistem prulalisme ialah pengaplikasian sikap saling menghormati dan mengasihi satu sama lain. Pendidikan bukan semata Transfer of Knowledge tapi juga Transfer of Love.

B. PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat saya buat, semoga bisa bermanfaat. Tiada gading yang tak retak. Maka dari itu saya mohon maaf sebesar–besarnya apabila terjadi banyak kesalahan. Kritik dan saran saya tunggu untuk perbaikan ke depan.











DAFTAR PUSTAKA

http://nasional.kompas.com/read/2010/04/26/09144392/siswi.sd.terlambat.dijewer.390.kali

http://drlizaibadah.blogspot.com/

Abdurrahman Assegaf. Pendidikan Tanpa Kekerasan. Tri wacana: Yogyakarta

Tarmizi taher dkk. Meredam gelombang radikalisme. 2004. CV Karsa Rezeki: Jakarta

Sutjipto. Mengurai benang kusut pendidikan. 2003. Transformasi UNJ: Yogyakarta

J.E. Sahetapy. Kejahatan kekerasan. 1983. Sinar Jaya: Surabaya

Ahmala arifin. Tafsir pembebasan. 2011. Aura Pustaka: Yogyakarta

ziddu