Selasa, 14 Februari 2012

MAKALAH PENDIDIKAN PRULAL

MAKALAH
MEREDAM AKSI RADIKAL
DENGAN PENDIDIKAN PRULAL



Disusun oleh:
M. ULIL ALBAB
NIM : 111152


Jurusan Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus
2011







BAB I
PENDAHULUAN

Telah kita ketahui bersama bahwa akhir-akhir ini di negara Timur Tengah sedang terjadi konflik yang berkecamuk dalam sistim pemerintahannya. Seorang pimpinan negara memerintah secara otoriter dan anti kritik oleh rakyatnya. Apabila ada suatu kelompok yang menentang pemerintahan yang berkuasa maka mereka harus berurusan dengan anggota militer negara. Tak ayal, inilah yang membuat gerah rakyat yang sejatinya menginginkan kedamaian dalam negara mereka. Mereka bergerombol menentang kebijakan-kebijakan pemerintah serta bersatu melawan ketidakadilan yang telah berlangsung lama.
Di negara Mesir, Presiden Hosni Said Mubarak yang dahulu dipuja-puja rakyatnya selama kurang lebih tiga dekade diturunkan rakyatnya dari penguasa pemerintahan secara tidak terhormat. Bahkan lebih parah lagi terjadi di Libya Presiden Muammar Qaddafi yang berkuasa di negeri hijau itu tewas terbunuh oleh tangan rakyatnya sendiri.
Kejadian itu tidak hanya terjadi di negara Timur Tengah saja. Di Indonesia juga pernah terjadi ketidakpuasan terhadap pemerintahan. Ini terjadi di era orde baru pimpinan Presiden Soeharto, puncaknya demo besar-besaran di gedung DPR tahun 1988.
Semua tindakan radikal yang tak terkendali dikarenakan ketidakpuasan seseorang atas sesuatu yang diinginkan. Tidak hanya dalam tatanan negara dan masyarakat yang terkena dampaknya dunia pendidikan yang notabene membentuk kepribadian yang baik justru rawan akan tindak radikalisme.
Kekerasan di dunia pendidikan banyak terjadi di kota-kota besar kebanyakan disebabkan kurangnya pendidikan akhlak. Sungguh ironi, sekolah-sekolah bertitel papan atas yang sangat digandrungi masyarakat hanya mementingkan kualitas intelektual anak didik serta mengenyampingkan nilai sosial masyarakat dan spiritual.
Sebagai contoh kekerasan dalam pendidikan terjadi di Jambi. Nasib sial harus diterima Sinta Siti Walilah (11) binti Tarian. Kedua daun telinga pelajar kelas 5 SDN 118/VII Desa Batu Putih, Kecamatan Pelawan, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, ini harus menerima jeweran 390 kali dari teman-temannya. Peristiwanya terjadi hari Jumat (23/4/2010) sekitar pukul 08.00. Saat itu Sinta datang terlambat. Diduga ada teman-teman Sinta yang memanas-manasi agar dia dihukum. Gurunya Mawardi kemudian memberikan hukuman kepada korban. Dia mengaku bahwa itulah hukuman buat anak yang sering terlambat semacam Sinta. Apakah ini sistem pendidikan yang seyogyanya tercipta?.1
Maka, belakangan ini sedang digemborkan yang namanya pendidikan berkarakter. Yakni pendidikan yang mencakup tiga nilai diatas. Terlebih lagi pendidikan bercorak prulal yang ditekankan adanya saling menghormati dan mengasihi sehingga tak terjadi kekrasan dalam proses belajar mengajar. Untuk lebih jelasnya akan kita kaji bersama-sama.


BAB II
RUMUSAN MASALAH

1.Apa macam-macam bentuk radikalisme dalam dunia pendidikan?
2.Dengan cara apakah kita dapat mencegah adanya tindak radikal dalam dunia pendidikan?
3.Apakah penting pendidikan prulal?

















BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT

A). Tujuan penulisan
Dari rumusan masalah yang ada, dapat saya ambil tujuan yang kita kehendaki antara lain:
Mengetahui macam-macam bentuk radikalisme dalam dunia pendidikan
Mengetahui cara mencegah adanya tindak radikal dalam dunia pendidikan
Mengetahui pentingnya pendidikan prulal

B). Manfaat penulisan
Dari tujuan penulisan yang ada, manfaat yang akan kita dapatkan yakni:

* Manfaat teoritis
Mampu mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pendidikan
Dapat mengurangi tindak radikal dalam pendidikan
Menciptakan pendidikan yang damai

* Manfaat praktis
Menciptakan kondisi masyarakat yang aman, tentram dan sejahtera
Menghindari tindak anarkisme yang sering terjadi di masyarakat













BAB IV
TELAAH PUSTAKA

Radikalisme ialah suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian, penjebolan terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke akarnya bila perlu menggunakan cara-cara kekerasan. menginginkan adanya perubahan total terhadap suatu kondisi atau semua aspek kehidupan masyarakat.
Pendidikan adalah proses belajar mengajar antara pendidik terhadap anak didik dimana seorang guru memberikan ilmu kepada murid-muridnya.
Prulalisme yakni sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain.
Pluralitas (kemajemukan) manusia adalah kenyataan yang telah menjadi kehendak Tuhan. Jika dalam kitab suci disebutkan bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar mereka saling mengenal dan menghargai. Maka prulalitas ini meningkat menjadi prulalisme, yaitu suatu sistem nilai yang memandang secara positif-optimis terhadap kemajemukan itu sendiri, dengan menerimanya sebagai kenyataan dan berbuat sebaik mungkin berdasarkan kenyataan itu. Dalam kitab suci juga disebutkan bahwa perbedaan antara manusia dalam bahasa dan warna kulit harus diterima sebagai kenyataan yang positif, yang merupakan salah satu tanda kebesaran Allah.2
Maksud saya mengangkat judul diatas karena saya prihatin akan lemahnya perhatian para pendidik atas moral siswa yang banyak menyimpang terhadap norma yang berlaku. Selain itu juga, kadang pendidik bertindak tak seperti layaknya yang ia sandang yaitu sebagai guru yang digugu dan ditiru. Untuk itulah mari kita kaji bersama-sama.









BAB V
PEMBAHASAN

1. Macam-macam bentuk radikalisme dalam pendidikan

Radikalisme adalah suatu tindakan yang dapat merusak apa saja dan siapa saja yang menghalang-halangi. Karena tidak sesuai terhadap apa yang diimpikan dan dikehendaki.
Kadang kala bentuk radikal ini juga diperlukan untuk perubahan yang lebih baik. Tetapi, sering terjadi aksi radikal (baca: kekerasan) memberi dampak yang buruk karena tidak ada kontrol.
Radikalisme sering diartikan dengan tindakan brutal tak terkendali. Akhir-akhir ini perilaku itu diidentikkan dengan agama kita. Tidak menafikan hal tersebut, berkaca dengan terorisme yang lagi maraknya beredar mereka semua menggunakan panji-panji Islam sebagai lambangnya. Seolah-olah menyatakan bahwa agama Islam adalah agama teroris.
Mereka menggunakan dalil Alquran surat at-taubah:73 yang artinya “ Wahai nabi, berjihadlah (melawan) orang kafir dan orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraja jahannam. Dan itulah tempat kembali seburuk-buruknya”.(Q.S. At Taubah: 73).
Mereka perlu meninjau ulang bila menggunakan dalil tersebut. Pasalnya, ayat tersebut ditujukan kepada sahabat supaya tidak sungkan-sungkan melawan dengan sekuat tenaga terhadap kaum Kafir Quraisy yang selalu menggangu umat Islam yang sering disebut dengan Kafir Harby. Mengaitkan dengan kondisi yang ada sekarang, tak pantaslah kita menganggap semua non muslim itu musuh kita. Apabila mereka menabuh genderang perang terlebih dahulu, maka kita harus mempertahankan keimanan kita.
Apakah mereka pernah membaca surat Ali Imron: 159 yang berbunyi berikut “ Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itulah maafkan mereka, mohonkan ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dengan urusan itu.” (Q.S. Ali Imron: 159). Ayat di atas menjelaskan Rasulullah berdakwah secara lemah lembut karena kalau berdakwah dengan cara keras maka bisa dipastikan tidak ada yantg mau mengikuti beliau.


Ingatlah, bahwa Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW adalah Islam Rahmatan lil Alamin bukan Rahmatan lil Muslimin. Artinya kasih sayang terhadap alam yakni terhadap tumbuhan, hewan termasuk orang kafir.
Radikalisme ditinjau dari psikologi melihat perbuatan radikal disebabkan wujud dari keadaan frustasi yang tinggi, rendahnya toleransi dari masyarakat, rendahnya tingkat identifikasi hukum yang jelas, tidak ada tujuan hidup yang jelas, berkembangya egosentrisme.3
Dalam pendidikan, radikalisme atau sering disebut kekerasan menjadi buah bibir belakangan ini. Pasalnya, pendidikan sebagai ujung tombak generasi penerus bangsa sering ditemukan kerusuhan di semua elemen. Tidak hanya terjadi antara individu dengan individu lain tetapi juga tawuran antar kelompok bahkan kadang melibatkan seorang guru.
Bentuk radikalisme dalam pendidikan ada beragam diantaranya:4
Tingkat ringan berupa potensi kekerasan (violence as potential) seperti pelecehan martabat, tekanan psikisdan ancaman.
Tingkat sedang berupa kekerasan dalam pendidikan itu sendiri (violence in education) yakni kekerasan yang diakibatkan setelah kekerasan pertama. Seperti kekerasan terkait dengan kontak fisik ringan.
Tingkat berat adalah kekerasan yang tidak bisa ditolelir lagi. Kekerasan ini ditangani langsung oleh pihak berwajib. Kekerasan ini disebut tindak kriminal (criminal action).
Dari ketiga bentuk kekerasan diatas ternyata timbul adanya sebuah keterkaitan. Ini berarti bahwa bentuk kekerasan bermula dari tingkatan paling rendah.
Lalu, bila tindakan radikalisme ini dibiarkan berkembang apa jadinya negara ini kedepan?

2.Cara mencegah adanya tindak radikal dalam dunia pendidikan

Munculnya paham radikalisme dalam agama Islam setidaknya ada tiga faktor penyebab: Pertama, fanatisme terhadap kelompok. Fanatime akan suatu golongan itu boleh asal tidak belebihan. Ini memicu pertengkaran karena berpendapat orang yang tidak dalam golongannya salah bahkan ada yang menganggap orang itu kafir dan halal darah serta hartanya. Kedua, kesalah pahaman akan suatu masalah akibat terjadi perbedaan. Sehingga perbedaan merupakan sekat yang tak bisa di buka. Ini menimbulkan tidak ada toleran satu dengan lain. Berbicara dengan lain golongan pun risih. Ketiga, pengertian jihad yang salah. Banyak orang yang menganggap jihad yakni memerangi orang Kafir dengan senjata. Presepsi itu memang tidak sepenuhnya salah, akan tetapi definisi jihad tidak hanya itu. Jihad bisa berarti mengorbankan tenaga, pikiran serta ilmu di jalan yang diridloi Allah.5
Kekerasan yang terjadi dalam pendidikan ada beberapa sebab yang memicunya antara lain:
Adanya pelanggaran yang disertai dengan hukuman.
Buruknya sistem kebijakan yang berlaku.
Pergeseran nilai-nilai sosial akibat budaya barat yang masuk.
Setelah mengetahui macam-macam serta penyebab tindak kekarasan, solusi yang bisa kita lakukan untuk meminimalisirnya yakni:
Penegakan hukum
Salah satu pengendali kekerasan yakni peran pemerintah menangani hal tersebut. Karena mereka sebagai pengatur roda pemerintahan yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Para pengadil hukum harus memutuskan dengan seadil-adilnya tanpa pandang bulu. Siapapun yang bersalah sekalipun pimpinan negara wajib dihukum sebagaimana yang berlaku.
Sistem pendidikan
Retorika yang terjadi saat ini bahwa kekerasan dalam pandidikan dikarenakan kurangnya pendidikan tentang akhlaq. Seharusnya di setiap sekolah memasukkan pelajaran khusus tentang akhlaq pada kurikulumnya. Setidaknya guru bisa mengajarkan apa itu sopan santun, tanggung jawab dan lain-lain disertai dengan praktik. Kalau dilakukan saya yakin bisa mengurangi tindak kekerasan dan guru lebih mudah mengontrol anak didiknya.
Nilai agama
Salah satu penentu adanya rem tindak radikal dengan penanaman norma agama. Sebagai umat beragama kita harus menaati apa yang ada dalam aturan agama. Penerapan nilai ini selain dibutuhkan tokoh agama juga kesadaran diri sendiri.

Peran guru dan orang tua6
Peran sangat sakral adalah pada guru dan orang tua karena perilaku merekalah yang di contoh oleh siswa. Guru dan orang tua harus bahu membahu dan berkerjasama membentuk karakter siswa. Mereka yang seharusnya memberikan contoh terlebih dahulu bagaimana berperilaku positif hidup bersama orang lain.

3.Pentingnya pendidikan prulal

Radikal tak ubahnya seperti parasit yang mengganggu tanaman. Perlu adanya ketelatenan dalam menanganinya. Kuncinya adalah tidak mudah putus asa. Untuk menjadikan tanaman terbaik perlu adanya rasa cinta dalam merawatnya. Begtu juga menanggapi kekerasan yang ada kekerasan tidak akan musnah oleh kekerasan tandingan tetapi kekerasan akan luluh apabila kita mengatasinya dengan kasih sayang.
Penyebab kekerasan salah satunya ialah dampak dari modernisasi. Modernisasi berhasil memudahkan kehidupan manusia tapi tidak membawa manusia dan keluarga serta masyarakat pada “kebahagiaan hidup” spiritual, malah membawa manusia pada kekacauan dan kegalauan.radikal berawal dari pemikiran yang tidak mau mengakui kebenaran pemikiran kelompok lain. Egosentris pun bermain, yang benar hanya mereka saja. Kebenaran agama hanya untuk orang kuno dan ketinggalan zaman.
Farid Esack menunjukkan secara tegas dalam Alquran tentang adanya prulalitas dan keanekaragaman agama. '' Sungguh, orang-orang yang beriman, yahudi, shabi'in, nasrani, dan siapa saja diantara mereka yang beriman kepada Allah, hari akhir, dan berbuat kebaikan, mereka akan mendapatkan balasan dari sisi Tuhan mereka tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka akan bersedih hati”.
( QS. Albaqarah: 62 ).7
Ayat tersebut menyatakan adanya keselamatan yang dijanjikan Allah bagi orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, serta melakukan kebaikan tanpa memandang agama seseorang.
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain dalam menghadapi segala sesuatu. Mengadakan interaksi sosial antara individu, baik dalam konteks pribadi atau bangsa.
Kenapa kita diperintah untuk saling mengenal dan berbuat baik sama orang lain, meskipun berbeda agama, suku dan kulit dan dilarang untuk memperolok-olok satu sama lain? Jawabannya adalah bahwa hanya Allah yang tahu dan dapat menjelaskan, di hari akhir nanti, mengapa manusia berbeda satu dari yang lain, dan mengapa jalan manusia berbeda-beda dalam beragama: “Untuk masing-masing dari kamu (umat manusia) telah kami tetapkan Hukum (Syari’ah) dan jalan hidup (minhaj). Jika Tuhan menghendaki, maka tentulah ia jadikan kamu sekalian umat yang tunggal (monolitk). Namun Ia jadikan kamu sekalian berkenaan dengan hal-hal yang telah dikarunia-Nya kepada kamu. Maka berlombalah kamu sekalian untuk berbagai kebajikan. Kepada Allah-lah tempat kalian semua kembali; maka Ia akan menjelaskan kepadamu sekalian tentang perkara yang pernah kamu perselisihkan” (Q.S. Al Maaidah: 48).
Pendidikan dengan sistem prulalisme ialah pengaplikasian sikap saling menghormati dan mengasihi satu sama lain. Mengutip kata dari Bapak Kisbiyanto, S.Ag M.Pd bahwa pendidikan bukan semata Transfer of Knowledge tapi juga Transfer of Love dengan terciptanya dua aspek tersebut akan menjadikan pendidikan lebih baik.
Pendidikan prulal dapat mengatasi tindak kekerasan atau radikal yantg terjadi. Penerapan proses tersebut dibutuhkan peran andil dari semua pihak. Semoga tindak Radikal yang ada dapat diredam supaya kita semua dapat hidup dengan damai. Aamiin
















BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan permasalah yang telah kita kupas, dapat kita simpulkan sebagai berikut:
1. Radikalisme ialah suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian, penjebolan terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke akarnya bila perlu menggunakan cara-cara kekerasan. menginginkan adanya perubahan total terhadap suatu kondisi atau semua aspek kehidupan masyarakat.
2. Bentuk radikalisme dalam pendidikan ada 3 tingkatan pertama potensi kekerasan, kedua kekerasan itu sendiri ketiga tindak kriminal.
3. Solusi mengatasi tindak radikal dalam pendidikan yakni dengan penegakan hukum, perbaikan sistem pendidikan, penanaman nilai agama serta peran guru dan orang tua.
4. Pendidikan dengan sistem prulalisme ialah pengaplikasian sikap saling menghormati dan mengasihi satu sama lain. Pendidikan bukan semata Transfer of Knowledge tapi juga Transfer of Love.

B. PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat saya buat, semoga bisa bermanfaat. Tiada gading yang tak retak. Maka dari itu saya mohon maaf sebesar–besarnya apabila terjadi banyak kesalahan. Kritik dan saran saya tunggu untuk perbaikan ke depan.











DAFTAR PUSTAKA

http://nasional.kompas.com/read/2010/04/26/09144392/siswi.sd.terlambat.dijewer.390.kali

http://drlizaibadah.blogspot.com/

Abdurrahman Assegaf. Pendidikan Tanpa Kekerasan. Tri wacana: Yogyakarta

Tarmizi taher dkk. Meredam gelombang radikalisme. 2004. CV Karsa Rezeki: Jakarta

Sutjipto. Mengurai benang kusut pendidikan. 2003. Transformasi UNJ: Yogyakarta

J.E. Sahetapy. Kejahatan kekerasan. 1983. Sinar Jaya: Surabaya

Ahmala arifin. Tafsir pembebasan. 2011. Aura Pustaka: Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ziddu